Blog, Passenger

Testing Cpecimen FrogsID

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Drone tanpa awak untuk penumpang yang sedang Tim Frogs kembangkan ini sudah masuk ke tahap testing specimen yang dilakukan di Kota Solo. Tentu hal ini merupakan langkah selanjutnya dari perencanaan yang sudah kita lakukan sebelumnya. Berbagai testing juga dilakukan untuk membuat air taxi ini lebih ramah lingkungan. Energy yang kita gunakan dalam air taxi ini juga harus ramah lingkungan, tidak lagi menggunakan energi-energi fosil yang sudah semakin menipis persediaannya. Dengan design air taxi ini juga membuat kita berfikir keras untuk menciptakan pesawat yang landingnya berbeda dengan pesawat konvensional lainnya. Air taxi Frogs ini menggunakan mode Vitol atau Vertical Take-off Landing karena take-off dan landingnya harus dilakukan secara vertical yang membutuhkan area kecil dibandingkan pesawat konvensional pada umumnya.

Design yang digunakan Frogs ini campuran antara router wings dan fix wings yang mana router wings digunakan khusus unntuk take off dan landing sedangkan fix wings digunakan untuk kecepatan jelajah. Sehingga drone ini mampu menjelajah lebih jauh dari drone-drone lain yang hanya menggunakan Vertical take off landing saja, sedangkan kita memadukan keduanya yang menyebabkan energy yang digunakan bisa lebih sedikit.

Untuk membuat pesawat seperti ini, di awal kita harus sudah tahu tujuan-tujuan atau misi terbangnya itu untuk apa, kemudian parameter-parameter yang ditentukan seperti kecepatan dan jarak yang ditempuh. Dari parameter tersebut kita masukkan berapa itungan dan beberapa teori yang sudah ada sehingga kita mendapatkan besaran-besaran atau dimensi pesawat. Sebenarnya secara umum dimensi itu bisa ditebak orang awam sekalipun, tetapi kita melakukan perhitungan untuk mendapatkan perhitungan yang se-efisien mungkin karena pesawat ini berbeda dari kendaraan lain, terutama dari segi berat. Kita juga memikirkan bagaimana pesawat tersebut bisa menghasilkan gaya angkat dan gaya angkat bisa lebih berat dari berat pesawat itu sendiri, sehingga pesawat bisa terbang.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”1129″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Dari design pesawat ini juga dibuat se-aerodinamis mungkin sehingga gaya hambat yang dihasilkan saat terbang itu menjadi seminim mungkin. Bentukan sayapnya dan bentukan airfoil ini berpengaruh terhadap lift yang dihasilkan ketika pesawat terbang. Untuk membuat pesawat ini kita juga selalu melakukan analisis-analisis yang banyak mengalami pengulangan. Seperti ketika kita mendesign suatu alat kemudian kita tes dan tidak memenuhi standar yang kita inginkan, maka kita harus merevisi di bagian design lagi secara berulang. Begitu pula dalam proses design air taxi ini, kita sudah melakukan cukup banyak pengulangan karena belum sesuai dengan standar yang telah kita tetapkan sebelumnya.

Design pesawat ini sendiri dibuat se-compact mungkin karena kita memang tidak menginginkan banyak tempat untuk landing maupun take-off. Fix wings dan router wings pun kita satukan dalam satu strat sehingga bentuknya compact dan tidak memakan tempat cukup banyak.

Uji spacemen ini sendiri sangat penting untuk dilakukan karena dalam pembuatan pesawat ini dibangun dari material yang seringan mungkin dan sekuat mungkin. Material ini kita buat sendiri dengan material composite yang ada di workshop kita. Kita buat dari perbandingan-perbandingan materialnya, baru kemudian kita uji terlebih dahulu. Hal ini untuk mengetahui bahan material yang kita gunakan ini seperti apa. Dari hasil properties material itu kita masukkan ke dalam aplikasi untuk diuji. Jika bentukan dari pesawat digabungkan dengan material lalu kita analisis simulasi dengan gaya yang kita berikan, apakah material itu bisa bekerja dengan baik atau tidak.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”1131″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”1128″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Dalam uji material Frogs ini mendapatkan sedikit hambatan karena material yang kita gunakan ini merupakan composite gabungan. Sehingga berbeda dengan material yang hanya terdiri dari satu unsur material saja. Perpaduan material gabungan ini sudah kropos di luar, sehingga ketika uji tarik itu cengkramannya sudah kropos terlebih dahulu yang menyebabkan terlepasnya material ini. Sehingga uji tariknya hanya bisa bertahan hingga 1,4 ton. Sementara kita sendiri yakin bahwa daya tariknya sebenarnya bisa lebih dari itu atau bahkan hingga 2 kalinya. Langkah selanjutnya nanti akan kita update lagi untuk bentukan specimennya hingga mencapai ke bentukan yang kita inginkan.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *