Blog, Passenger

Tahap Pemilihan Motor untuk Air Taxi – Agus Pudwianto

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Semakin canggihnya teknologi membuat orang-orang lebih berinovasi menciptakan sesuatu yang baru dengan teknologi yang sudah ada. Untuk itu, kami FrogsID menciptakan pesawat tanpa awak dengan teknologi drone. Inovasi baru ini biasa kita sebut sebagai Air Taxi atau taksi udara. Kami tentunya ingin mengembangkan sebuah inovasi drone menjadi pesawat yang bisa ditumpangi maksimal 2 orang. Sehingga dengan taksi udara ini, perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih mudah tanpa takut terhambat kemacetan. Sebenarnya seperti apa konsep dari pembuatan pesawat tanpa awak ini?

FrogsID terdiri dari 8 tim yang masing-masing memegang jobdesc sesuai dengan bidangnya. Bapak Agus Pudwianto atau biasa dikenal sebagai Pak Anton merupakan salah satu tim kami yang bertanggungjawab sebagai Director Flying Test. Beliau membidangi tentang pesawat terbang yang bergabung ke dalam sebuah komunitas yang tergabung ke dalam FASI (Federasi Airsport Indonesia) yang di tahun 1980 masih terdiri dari 6 cabang olahraga. Meliputi terjun payung, air modeling, layang gantung, tebang layang, dan microlight. Beliau memiliki basic penerbangan di listrik instrument pesawat terbang. Pak Anton menggemari aero modeling sejak dulu karena cabang olah raga ini dinilai cukup unik dan berbeda dengan cabang olahraga lainnya yang harus membeli semua peralatannya. Sementara cabang olahraga aero modeling ini kita harus membuat sendiri semua peralatannya.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”898″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Selain itu, bahan dasar yang digunakan untuk membuat pesawat terbang ini kita tanam sendiri, merakit semuanya sendiri, dan setelah semuanya selesai, kita juga harus bisa menerbangkannya sendiri dan harus bisa mencapai suatu prestasi. Pak Anton juga ingin menjadi aero modeler sejati dengan artian memproses bahan-bahan dasarnya sendiri untuk membuat pesawat terbang hingga bisa terbang dengan baik. Pak Anton tertarik bergabung dengan tim ini karena beliau ingin mengembangkan berbagai macam teknik mulai dari sayap yang akan digunakan dalam pesawat tanpa awak ini nantinya. Sebuah benda bisa terbang itu memiliki beberapa standar seperti harus memiliki berat, memiliki gaya angkat, memiliki gaya hambat, dan juga memiliki gaya dorong. Keempat unsur tersebut harus bisa terpenuhi, karena tanpa ada gaya dorong, pesawat tidak akan memiliki daya angkat. Sedangkan tanpa memiliki berat, pesawat tidak akan bisa terbang sempurna. Jika tidak ada hambatan di udara, pesawat tidak akan terangkat. Hal itu lah yang harus melalui tahap perhitungan dengan rinci dan detail.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”888″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Ketertarikan Pak Anton sendiri untuk masuk ke dalam tim ini pun ada kaitannya dengan benda yang bisa terbang tersebut. Pada awalnya, 8 tahun yang lalu beliau mencoba membuat rancangan pesawat hingga jadi sebuah pesawat. Hingga akhirnya beliau mengenal salah satu dosen STTA yang membidangi kestabilan pesawat terbang dan mengajak bergabung bersama tim kami ini karena sesuai dengan kemampuan beliau. Pak Anton sendiri sangat berkeinginan membuat pesawat dengan teknologi drone ini. Sehingga ketika ditawarkan bergabung dalam tim, beliau tanpa ragu langsung menyetujui hal tersebut.

Dalam tim, Pak Anton bertindak sebagai Director Flying Test yang akan menerbangkan drone ini pertama kali ketika sudah siap untuk test flight. Meskipun tugas beliau baru bisa dikerjakan ketika pesawat sudah selesei dibuat, pak Anton tetap bersinergi dan membantu pekerjaan tim lainnya. Salah satunya adalah ketika uji coba motor. Pada awalnya FrogsID ingin membuat sendiri motor ini, tetapi tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun karena tim ingin mempersingkat waktu, kita membeli motor yang akan digunakan untuk air taxi tersebut. Motor yang digunakan berjenis Brushless Direct Current atau BLDC, motor DC 3 vas dengan arus searah.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”889″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”884″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Kemudian motor BLDC tersebut dilakukan uji coba test. Setelah tim ini menetapkan hasil perancangan pesawat terbang tersebut, di dapatkan sebuah ketetapan berat pesawat terbang pada posisi Maksimal Take Off Weight (MTOW). Sehingga kita bisa menentukan untuk membuat pesawat dengan spek yang mampu mengangkat berat tersebut. Namun hingga saat ini masih belum ada motor yang bisa mengangkat beban hingga 500 kg. Sehingga kita tidak hanya menggunakan 1 motor saja, melainkan beberapa motor yang salah satunya memiliki spek mampu mengangkat hingga 90kg. Ini lah yang akan di uji coba tim di tahap pertama, yaitu uji coba apakah motor tersebut mampu membawa beban seberat 90 kg atau tidak.

Dalam membuat pesawat drone ini kami memang sudah memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan dan juga perhitungan fisika matematis agar pesawat tersebut dapat terbang. Hal ini memang menjadi tantangan bagi kami karena tujuan awal adalah pesawat yang kami buat ini harus bisa terbang. Sehingga perhitungan angka-angka pun harus matang dan detail.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah uji coba trash tersebut dengan berbagai sarana pendukung seperti baterai dan propeller. Uji coba efisiensi paling tinggi propeller yang terpasang untuk spek motor tersebut pun perlu dilakukan. Propeller yang kami gunakan juga sudah melalui tahap perhitungan karena propeller ini akan kami buat sendiri dengan tujuan jangka panjang. Kami menggunakan CNC yang sudah siap operasi, kemudian membuat master molding, baru kemudian dibuat cetakannya. Cetakan yang dibuat pun harus benar-benar bagus dan presisi, sehingga kami juga membutuhkan robot untuk mengerjakannya. Dalam hal ini, Pak Anton memang tidak bisa bekerja sendiri karena membutuhkan tim yang pandai mencetak dan ahli software untuk mengendalikan CNC tersebut.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”887″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row]

One comment on “Tahap Pemilihan Motor untuk Air Taxi – Agus Pudwianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *