Blog

Road Show DOA – Drone Yogyakarta 2020

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Frogs Indonesia sebagai startup drone komersial pertama di Asia Tenggara yang semakin bertumbuh, diperlukan kerjasama dan bimbingan dari pihak-pihak terkait sehingga pada pengembangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada beberapa hari yang lalu, Frogs Indonesia menjadi tuan rumah dalam acara Road Show DOA Drone, yang diselenggarakan di beberapa tempat di Yogyakarta. DOA sendiri adalah sinngkatan dari Design Organization Approval, suatu organisasi yang diberikan kewenangan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk membuat produk rancang bangun pesawat udara beserta komponen-komponennya.  DOA diperlukan untuk mengukur dan mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi rancang bangun yang dikuasai Indonesia sehingga dalam penggunaannya efektif dan efisien dalam wadah organisasi-organisasi yang legal dan bertanggung jawab dan saling mendukung satu dengan lainnya.

Dihadiri oleh perwakilan dari Kemenhub, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kemenristek atau BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), dan LAPAN. Acara berlangsung selama 3 hari berturut-turut, pada tanggal 8-10 September 2020.

Pada hari pertama, acara diselenggarakan di Aula STTKD (Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan) yang terletak di Jl. Parangtritis, Bangunharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara dibuka oleh pembawa acara dari Frogs Indonesia, Reinha, dilanjutkan dengan pengenalan company profile yang disampaikan langsung oleh COO Frogs Indonesia, Asro Nasiri. Dalam materi yang disampaikan, Asro memberikan gambaran secara umum berdirinya Frogs Indonesia, visi dan misi, struktur kepegawaian serta produk-produk yang sedang dikembangkan maupun yang sudah diproduksi dan dijual di pasaran. Asro juga menyampaikan, karena FROGS Indonesia berdiri sebagai perusahaan rintisan yang baru berdiri dan berkembang dua tahun terakhir, banyak hal dalam pengelolaannya yang masih digarap sebagai home industry atau biasa disebut workshop. Pada sesi tanya-jawab yang berlangsung, banyak membahas mengenai SDM teknisi yang kebanyakan merupakan lulusan sarjana teknik yang lama berkecimpung didalam dunia riset wahana terbang.[/vc_column_text][vc_single_image image=”2589″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Acara selanjutnya dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh perwakilan dari DKPPU, dimulai dari Alphada Satriansa, menyampaikan mengenai proses sertifikasi tipe dan mengajak partisipan yang hadir untuk merangkap sesi ini sebagai diskusi serta tanya-jawab yang interaktif. Beberapa hal utama yang beliau sampaikan berupa;

  1. Mengetahui bagaimana proses sertifikasi rancang bangun RPAS dilakukan sesuai CASR 21 dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil yang sesuai dan berlaku.
  2. Memberikan gambaran bagaimana proses sertifikasi rancang bangun RPAS ikut melibatkan stakeholders terkait.
  3. Mengetahui pelaksanaan proses sertifikasi rancangbangun RPAS agar dapat dihasilkan produk yang amandan selamat (Airworthy).

Penjelasan dari Alphada sendiri, didasari oleh Peraturan Menteri No. 37 Tahun 2020 tentang Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia, dengan pedoman bahwa aturan tersebut memiliki klasifikasi yang jelas dengan dua poin faktor (Weight and Purpose). Penjelasan proses sertifikasi RPAS menitikberatkan dengan kesesuaian wahana dengan CASR airworthniness standard part (23, 25, 27, 33, 35, 34, 36), beliau juga berpesan bahwa manufacturing support merupakan faktor penting dalam perjalanan produksi dan sertifikasi. Dalam diskusi yang berlangsung, Frogs Indonesia berkemungkinan besar akan masuk pada kategori Special Condition, dimana Frogs Indonesia sebagai applicant memiliki keadaan tidak biasa dimana wahana yang diproduksi memiliki fitur desain, engine, dan propeller yang ‘baru’, sehingga safety standard tidak berlaku dan perlu didiskusikan antara applicant dan regulator. Workload type untuk proses sertifikasi yang disampaikan oleh Alphada secara garis besar bertumpu pada kelengkapan data drawing, analysis, test, dan development program, beliau pun menampilkan contoh issue paper special condition sebagai gambaran tahapan yang harus ditempuh oleh Frogs Indonesia.[/vc_column_text][vc_single_image image=”2590″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2596″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Pemateri selanjutnya adalah Dede Natakusumah, selaku manager research and development Frogs Indonesia. Dede memaparkan idea flow yang berlangsung dalam urutan produksi Frogs Indonesia. Dimulai dari adanya kebutuhan sosial dan pasar, dilanjutkan diskusi dan probabilitas produk yang nantinya akan dikembangkan menjadi grand design produk tersebut. Dede juga mempresentasikan data-data spesifikasi serta visual dan berbagai uji yang dilakukan Frogs Indonesia selama proses research terjadi. Adapun sesi tanya jawab yang berlangsung membahas tentang metode research yang dilakukan Frogs Indonesia, sketch desain produk, dan dilanjutkan tentang pembahasan safety factor product.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Berikutnya adalah penjelasan gamblang mengenai airworthiness approval dan tentang Regulasi Rancang Bangun Pesawat Helikopter yang Applicable terhadap Drone Sesuai CASR part 33, yang disampaikan oleh Ryan Hidayat, dilanjutkan dengan penjabaran sertifikasi produk dan parts yang dibagi ke sejumlah poin subpart untuk setiap item. Pembagian tersebut dijabarkan sebagai beikut;

  1. SUBPART A General
  2. SUBPART B Flight
  3. SUBPART C Strength Requirements
  4. SUBPART D Design and Construction
  5. SUBPART E Powerplant
  6. SUBPART F Equipment
  7. SUBPART G Operating Limitations And Information

Penjelasan selanjutnya, Ryan Hidayat mengajak diskusi interaktif dalam penyampaian materi system safety assessment, penghitungan angka dan level (no safety effects, minor, major, hazardous, catastrophic) yang perlu dipertimbangkan dalam kerangka desain riset, uji, dan produksi applicant dalam keberlangsungan proses penciptaan wahana. Ryan juga menyampaikan bahwa kelengkapan data dan dokumen desain drawing, test dan analisis sebagai lampiran adalah dokumen wajib yang harus dimiliki applicant.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Pemateri Arif Fajari, selanjutnya menyampaikan materi regulasi rancang bangun pesawat udara yang applicable terhadap drone sesuai CASR Part 33. Dalam penyampaiannya, Arif bertujuan menjelaskan kepada partisipan untuk mengetahui regulasi rancang bangun terkait UAS Propulsion (engine dan propeller) yang sesuai CASR Part 33, CASR Part 35 dan Special Condition dan mengetahui proses sertifikasi rancang bangun terkait UAS Propulsion (engine dan propeller) yang sesuaiCASR 21, CASR Part 33, CASR Part 35 dan Special Condition. Diawal pemaparan materi, beliau memulai dengan rujukan penjelasan yang mengacu pada CASR 33 tentang Standar Kelaikan Udara: Aircrafts Engine Amandement 2 setara dengan FAR part 33 Amandement 33, CASR bagian 35 Standar Kelaikan Udara: Propellers Amandement 1 setara dengan FAR part 35 Amandement 9, dan Special Conditions sebagaimana berlaku (Standar Internasional) yaitu spesifikasi ASTM, SAE, MIL, EASA, standar FAA, dll. Pemaparan materi berlangsung interaktif terutama dibagian rencana sertifikasi engine/propeller, yang tahapannya dijelaskan secara rinci oleh Arif, mulai dari Approval Page sampai pada akhir Certification Milestone.[/vc_column_text][vc_single_image image=”2591″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2592″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Pemaparan mengenai Spesific Operation Risk Assesment (SORA), dijelaskan langsung oleh Meddy Yogastoro yang merupakan salah satu perwakilan dari DKPPU. Materi yang disampaikan berupa regulasi pesawat udara tanpa awak di Indonesia, yang mana Meddy menyampaikan bahwa seluruh unit produk Frogs Indonesia harus segera memiliki identitas lewat proses registrasi Dinas Perhubungan Daerah. Meddy juga menjelaskan secara gamblang perbedaan peawat udara tanpa awak yang bersifat hobi dan rekreasi dengan non-hobi dan rekreasi, garis perbedaan disinilah yang menjelaskan mengapa unit wahana haruslah ter-registrasi (mengacu pada Weight and Purpose). Dampingan berbagai pihak seperti Dinas Perhubungan dan TNI AU sangat harus diperhatikan, mengacu pada aturan kepemilikan ruang udara. Meddy juga menjelaskan dengan diagram secara rinci mengenai konsep risk assessment UAV, yang mengacu pada lokasi terbang dan hal teknis seperti energi kinetik wahana. Proses uji terbang wahana juga diharapkan mengikuti alur prosedur; DKPPU-Airnav-DNP-Persetujuan Operasi-Notam, yang dilanjutkan ke  Mabes TNI AU untuk keperluan security clearance[/vc_column_text][vc_single_image image=”2584″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Di hari kedua, rangkaian acara berikutnya adalah kunjungan ke workshop Frogs Indonesia serta beberapa mitra industri.  Dimulai dari kunjungan ke STTKD, sebagai mitra FROGS sebagai penyelenggara agenda. Dilanjutnya dengan kunjungan ke workshop Frogs Indonesia, meninjau proses produksi yang sedang berlanjut, materi yang digunakan dan metode pelaksanaan. Kemudian kunjungan ke PT. YPTI, sebagai mitra Frogs Indonesia dalam proses machining. Berikutnya dilakukan demo dan Uji terbang beberapa produk Frogs, seperti sprayer drone dan surveillance drone, dan yang terakhir adalah kunjungan ke Karyatama, workshop mitra Frogs dalam bidang fuselage.[/vc_column_text][vc_single_image image=”2593″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2585″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2600″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2599″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2598″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2582″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2588″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2608″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Di hari terakhir, disampaikan materi pertama mengenai Skema Kerjasama LAPAN dan Frogs dalam kegiatan rancang bangun Pesawat Udara Tanpa Awak, disampaikan oleh Fuad Surastyo yang mewakili Gunawan Prabowo yang merupakan perwakilan LAPAN. Pada materi ini, disampaikan konsep pengembangan berbasis V model design and Validated), harus dikembangkan bersamaan prosedur yg harus dikomunikasikan bersama regulator, agar mempunyai tingkat keamanan berbasis validasi dan test design yang diadakan. Disampaikan pula, bahwa laboratorium LAPAN  sangat terbuka untuk segala jenis riset dan inovasi, dengan kelengkapan mesin uji tes seperti berbagai simulator, diharapkan skema Kerjasama LAPAN, Frogs Indonesia, dan DKPPU membentuk sebuah ikatan riset dan pengembangan yang menjanjikan.

Topik berikutnya, pemaparan Kerjasama lainnya yang melibatkan KEMENRISTEK/BRIN dalam skema pendanaan kegiatan rancang bangun pesawat udara tanpa awak di Indonesia, yang diwakili oleh Wiwiek Yuliani. Dijelaskan bahwa kegiatan yang didanai berupa penyempurnaan prototype, pengujian pada skala produksi, sertifikasi produk, standardisasi produk, proses alih teknologi, audit teknologi, perijinan produksi, dan trial production. [/vc_column_text][vc_single_image image=”2597″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2587″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Menjadi pemateri dalam rangkaian agenda Roadshow DOA, Surya Putra dari DKPPU memaparkan pengenalan DOA secara jelas dan mendalam serta proses sertifikasi DOA sesuai dengan CASR part 21 Subpart J dan Staff Instruction 21-10. Materi yang disampaikan bertujuan untuk memberi gambaran DOA secara umum dan aplikasinya di Indonesia. DOA sendiri bertujuan untuk mengukur dan mengetahui sumber daya manusia dan teknologi rancang bangun yang dikuasai oleh Indonesia sehingga dalam penggunaannya efektif dan efisien dalam wadah organisasi organisasi yang legal dan bertanggung jawab dan saling mendukung satu dengan lainnya. Dalam penjelasannya, beliau memaparkan secara rinci tahapan DOA, dimulai dari pre-aplikasi, aplikasi formal, evaluasi, inspeksi, observasi, final debrief dan laporan akhir, dengan menampilkan secara visual contoh certifications milestone, Surya menjelaskan form yang harus diperhatikan yang terkandung didalamnya dan juga tahapan audit akhir. Acara pun berlangsung dengan lancar. Ikuti terus perkembangan drone karya anak bangsa melalui akun instagram kami @frogs.id, jangan lupa follow dan subscribe Channel Youtube Frogs Indonesia.[/vc_column_text][vc_single_image image=”2586″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2609″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2583″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”2607″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *